Sabtu, 14 April 2018

Permasalahan Perekonomian di Indonesia


Permasalahan Perekonomian di Indonesia

1.     Pengangguran

·         Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang cukup serius di Indonesia. Dikarenakan Indonesia adalah negara berkembang (bukan negara maju), tingkat pengangguran di sini masih cukup besar.
Pengangguran bisa disebabkan oleh banyaknya jumlah angkatan kerja dibandingkan jumlah lapangan kerja, kalah bersaing dalam mendapatkan pekerjaan karena tingkat pendidikan yang rendah, maupun terjadinya pemutusan tenaga kerja (PHK).

·         Penjelasan
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari 2 hari selama satu minggu. Data statitik tingkat pengangguran di Indonesia dari Februari 2016-Agustus 2017 sebagai berkut :


            Dari data diatas sudah cukup jelas bahwa tingkat pengangguran di Indonesia cenderung naik yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang sudah disebutkan diatas.

·         Solusi
1.      Meningkatkan mutu pendidikan,
2.      Membuka kesempatan kerja keluar negeri,
3.      Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
4.      Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja disektor lain,
5.      Mengadakan pelatihan tenaga kerja agar memiliki keterampilan.

2.     Kemiskinan

·         Latar Belakang
Kemiskinan dan pengangguran merupakan masalah yang berkesinambungan. Kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia sulit untuk memenuhi semua kebutuhan.
Masalah kemiskinan ini lebih dikarenakan masalah pengangguran dalam masyarakat yang cukup banyak. Itulah sebabnya angka kemiskinan selalu ada.

·         Penjelasan
Kemiskinan dapat diartikan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok atau dasar. Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, diantaranya : Pola hidup konsumtif, tingkat pendidikan yang rendah sehingga kalah bersaing dalam mendapatkan pekerjaan, malas berpikir dan bekerja, serta kurangnya motivasi untuk mengembangkan prestasi.
Data tingkat kemiskinan di Indonesia:
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Persentase Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Maret 2012
10,65
18,49
29,13
8,78
15,12
11,96
267 408
229 226
12-Sep
10,51
18,09
28,59
8,60
14,70
11,66
277 382
240 441
Maret 2013
10,33
17,74
28,07
8,39
14,32
11,37
289 042
253 273
13-Sep
10,63
17,92
28,55
8,52
14,42
11,47
308 826
275 779
Maret 2014
10,51
17,77
28,28
8,34
14,17
11,25
318 514
286 097
14-Sep
10,36
17,37
27,73
8,16
13,76
10,96
326 853
296 681
Maret 2015
10,65
17,94
28,59
8,29
14,21
11,22
342 541
317 881
15-Sep
10,62
17,89
28,51
8,22
14,09
11,13
356 378
333 034
Maret 2016
10,34
17,67
28,01
7,79
14,11
10,86
364 527
343 647
16-Sep
10,49
17,28
27,76
7,73
13,96
10,70
372 114
350 420
Maret 2017
10,67
17,10
27,77
7,72
13,93
10,64
385 621
361 496
17-Sep
10,27
16,31
26,58
7,26
13,47
10,12
400 995
370 910
Tingkat kemiskinan di desa lebih besar daripada di kota. Salah satu penyebabnya adalah tingkat upah yang rendah.

·         Solusi
1.      Perbaikan kualitas pendidikan,
2.      Membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk mengurangi jumlah pengangguran,
3.      Memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu,
4.      Memberantas tindakan korupsi yang telah mengambil uang rakyat,
5.      Meningkatkan fasilitas untuk pedesaan, seperti perbaikan jalan, listrik, dan lain-lain.

3.      Inflasi

·         Latar Belakang
Sejarah mencatat inflasi di Indonesia pernah mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 1966 dan tahun 1998. Hyperinflation yang terjadi pada tahun 2 1966 disebabkan oleh defisit anggaran belanja pemerintah yang kemudian dibiayai Bank Indonesia (BI) dalam bentuk pencetakan uang, sedangkan inflasi yang terjadi pada tahun 1998 disebabkan oleh krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997.
            Inflasi membawa pengaruh yang buruk bagi perekonomian, antara lain dapat menurunkan kesejahteraan riil masyarakat yang berpenghasilan tetap. Inflasi juga berdampak negatif pada neraca pembayaran yaitu menyebabkan naiknya harga-harga ekspor, sehingga produksi dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri yang berakibat kepada turunnya neraca perdagangan.

·         Penjelasan
Inflasi merupakan masalah yang dihadapi setiap perekonomian. Inflasi sangat ditakuti oleh semua negara di dunia dikarenakan inflasi dapat menaikkan harga-harga secara umum dan berlangsung secara terus-menerus (kontinu). Ini akan memengaruhi dan berdampak luas dalam berbagai bidang baik ekonomi, social, maupun politik.
Tingkat Inflasi Tahun 2013-2017 Gabungan 82 Kota :
Bulan
2013
2014
2015
2016
2017
Januari
4,57
8,22
6,96
4,14
3.49
Februari
5,31
7,75
6,29
4,42
3.83
Maret
5,90
7,32
6,38
4,45
3.61
April
5,57
7,25
6,79
3,60
4.17
Mei
5,47
7,32
7,15
3,33
4.33
Juni
5,90
6,70
7,26
3,45
4.37
Juli
8,61
4,53
7,26
3,21
3.88
Agustus
8,79
3,99
7,18
2,79
3.82
September
8,40
4,53
6,83
3,07
3,72
Oktober
8,32
4,83
6,25
3,31
3,58
November
8,37
6,23
4,89
3,58
3,30
Desember
8,38
8,36
3,35
3,02
3,61
Meningkatnya inflasi disebabkan oleh :
1.      Permintaan barang mengalami peningkatan yang cukup tinggi, sedangkan produksi barang tidak mengalami peningkatan,
2.      Menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar,
3.      Adanya kenaikan BBM atau minyak bumi.

·         Solusi :
1.      Menarik Atau Memusnahkan Uang Lama,
2.      Membatasi Pencetakan Uang Baru,
3.      Politik Diskonto,
4.      Politik Pasar Terbuka,
5.      Tidak Mengimpor Barang-Barang Dari Negara Yang Sedang Mengalami Inflasi.

4.     Distribusi

·         Latar Belakang
Masalah pendistribusian, merupakan masalah yang dapat merubah faktor harga suatu barang yang di sebabkan adanya kendala maupun masalah dalam pendistribusian.
Masalah ini kerap terjadi seiring perubahan tekhnologi, adanya lonjakan harga bukan saja di sebabkan karena mahalnya biaya produksi , melainkan biaya pendistribusian yang menjadi acuan harga.

·         Penjelasan
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan.
Permasalahan distributor dalam mendistribusikan barangnya tidak luput dari masalah yang sudah disebutkan, masalah ini memang kerap terjadi, antisipasi terhadap masalah  ini harus mampu diatasi untuk bisa mengatasi perekonomian. Jika tidak diatasi, maka perekonomian masyarakat akan terganggu dikarenakan adanya lonjakan harga dan menghilangkan tingkat surplus konsumen

·         Solusi
1.      Meminimalkan bertambahnya pekerja sektor informal dengan mendorong pertumbuhan sektor produksi,
2.      Memberlakukan pajak progresif,
3.      Menetapkan kebijakan pendistribusian asset,
4.      Menghapuskan subsidi bbm dan listrik dan diganti dengan program lain yang lebih tepat sasaran,
5.      Melakukan pembukaan lapangan pekerjaan ya dapat menampung banyak orang agar disribusi pendapatan lebih merata.

5.     Korupsi

·         Latar Belakang
Akhir-akhir ini banyak sekali kasus korupsi yang bermunculan pada berita di tv, seperti kasus E-KTP Setya Novanto dan kasus penyuapan oleh Zumi Zola. Korupsi sudah seperti hal yang biasa dikalangan para politikus dan birokrat. Semua itu dilatarbelakangi dari semasa zaman orde baru yang bentuk pemerintahannya sangat otoriter.
Korupsi adalah perbuatan yang merugikan negara. Untuk itu, dimasa reformasi ini seharusnya sudah tidak ada korupsi lagi. Akan tetapi, sampai saat ini ternyata masih belum bisa untuk memberantas korupsi meskipun sudah dibentuk KPK. Faktor yang menyebabkan orang melakukan tindakan korupsi, diantaranya : masih kurangnya kesadaran para pejabat, masih adanya celah-celah untuk melakukan korupsi, dan para pelaku korupsi tidak merasa malu ketika ditangkap dan disiarkan di media.

·         Solusi
1.      Mendekatkan diri kepada Allah SWT,
2.      Perlu pengawasan yang ketat dari atasannya ataupun dari masyarakat,
3.      Harus dihilangkan celah-celah yang orang bisa untuk melakukan korupsi,
4.      Diperlukan hukuman yang lebih berat untuk para pelaku korupsi, seperti hukuman mati ataupun penjara seumur hidup,
5.      Harus selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah SWT.


6.     Transmigrasi yang tidak Merata

·         Latar Belakang
Banyak masyarakat yang lebih suka urbanisasi daripada transmigrasi dikarenakan urbanisasi hasilnya lebih cepat didapat daripada transmigrasi. Sedangkan untuk jangka panjang, akan lebih sejahtera jika kita menekuni transmigrasi. Akan tetapi, perilaku masyarakat kita masih jarang yang suka bertani ataupun berladang. Mereka lebih suka berdagang atau menjadi buruh di kota-kota.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa). Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan transmigrasi adalah
1.      Kurang lapangan pekerjaan di daerahnya,
2.      Kurang adanya lahan yang digarap untuk pertanian,
3.      Untuk kesejahteraan anak dan cucunya dikemudian hari.

·         Solusi
1.      Perlu dibuka lahan baru untuk para transmigran,
2.      Memusatkan industri besar di daerah,
3.      Mensosialiasikan program keluarga berencana,
4.      Menunda usia minimal kawin,
5.      Menciptakan lapangan kerja di daerah-daerah.

7.     Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Belum Maksimal

·         Latar Belakang
Teknologi dan SDM di negara kita sampai sekarang ini masih sangat terbatas untuk mengelola SDA yang ada di negeri ini. Oleh karena itu SDA kita masih rata-rata dikelola oleh perusahaan-perusahaan asing, seperti PT. Freeport di Papua.
Sebenarnya SDA di Indonesia sangat banyak yang belum bisa terkelola oleh negara kita karena selain peralatan dan SDM-nya masih belum mampu dan tidak memiliki modal untuk mengolah sumber daya tersebut.

·         Solusi
1.      Meningkatkan teknologi dan SDM,
2.      Mencari investor asing untuk modal pengelolaan tersebut,
3.      Mengembalikkan uang negara sebanyak-banyaknya yang telah dikorupsi untuk dijadikan modal pengelola SDA jika tidak mendapat investor,
4.      Sebagai WNI yang baik, bekerja di luar negeri bukan hanya untuk mencari uang saja, tetapi mencari ilmu yang nantinya akan digunakan untuk mengelola SDA yang ada di Indonesia,
5.      Pengelolaan SDA harus secara serentak disertai proses pembaruannya.



Sumber :