SISTEM
EKONOMI INDONESIA
- Pengertian Sistem
Sistem
berasal dari kata “systēma” (dalam Bahasa Yunani) yang
mengandung arti “keseluruhan dari bermacam-macam bagian “.
Pengertian
sistem menurut beberapa ahli :
- L. James Havery
“Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.“
- C.W. Churchman.
Menurutnya
sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk
melaksanakan seperangkat tujuan.
- Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Sistem
ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan
pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk
menjawab persoalan-persoalan ekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional
suatu negara. Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu
sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia
dengan seperangkat kelembagaan dalam suat tatanan kehidupan,
selanjutnya dikatakannya pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah
harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, padangan,
dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi
sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam suatu supra sistem
kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan
ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.
Dalam
perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif atau pendekatan sistem
melihat
keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit
yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang
relatif tetap di antara elemen-elemen pembentuknya. Kehidupan politik
dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut, misalnya
dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa melihat pada
struktur hubungan antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk
sistem politik. Hubungan antara berbagai lembaga negara sebagai pusat
kekuatan politik misalnya merupakan satu aspek, sedangkan peranan
partai politik dan kelompok-kelompok penekan merupakan bagian lain
dari suatu sistem politik. Dengan mengubah sudut pandang maka sistem
politik bisa dilihat sebagai kebudayaan politik,
lembaga-lembaga politik, dan perilaku politik.
Model
sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input)
ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi
keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan
dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat
berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh
pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam
perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya
untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
Namun
dengan mengingat Machiavelli maka tidak jarang efektifitas sistem
politik diukur dari kemampuannya untuk mempertahankan diri dari
tekanan untuk berubah. Pandangan ini tidak membedakan antara sistem
politik yang demokratis
dan
sistem politik yang otoriter.
Dalam
kaitannya, pengembangan sistem ekonomi suatu negara, sebagai bagian
dari pengembangan identitas kebangsaannya, tidak terlepas dari upaya
untuk mengembangkan berbagai sistem di bidang non-ekonomi, seperti
sistem politiknya, sistem hukumnya, dan sistem sosial budayanya.
Walaupun akan berkembang dengan laju yang tidak sama, pengembangan
setiap sistem ini umumnya akan berjalan dalam satu arah, di mana
sistem yang satu akan mempengaruhi sistem lainnya. Umumnya, semakin
maju perekonomian suatu negara maka akan berevolusi sistem ekonominya
dari etatisme menuju ke liberalisme dan bersamaan dengan ini sistem
politiknya akan cenderung bergerak dari sistem yang otoriter menjadi
yang lebih demokratis. Suatu ilustrasi proses pengembangan sistem
ekonomi dan sistem politik diberikan pada diagram di bawah ini.
Pada
diagram ini terlihat adanya keterkaitan antara pembangunan sistem
ekonomi dan sistem politik. Umumnya, semakin maju ekonomi suatu
negara maka akan semakin liberal sistem ekonominya. Bersamaan dengan
perkembangan di sistem ekonomi maka perlu adanya reformasi politik
sehingga arah kekanan panah evolusi sistem ekonomi hendaknya disertai
oleh arah ke kanan pada panah evolusi sistem politik.
- Kapitalisme dan Sosialisme
Ada
dua macam sistem ekonomi yang ekstrem, yaitu sistem ekonomi kapitalis
dan sistem ekonomi sosialis.
Sistem
ekonomi kapitalis mengakui kepemilikan individual atas sumber daya
ekonomi atau faktor-faktor produksi. Terdapat keleluasaan yang sangat
longgar bagi perorangan dalam atau untuk memenuhi sumberdaya.
Kompetisi antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan
antrabadan usaha dalam mengejar keuntungan sangatlah dihargai. Tidak
terdapat kekangan atau batasan bagi orang perorangan dalam menerima
imbalan atas prestasi kerjanya. Campur tangan pemerintah atau negara
sangatlah minim. Pemerintah lebih berkedudukan sebagai “pengamat”
dan “pelindung” perekonomian. Contoh negara yang menganut sistem
ekonomi ini adalah Amerika Serikat.
Sistem
sosialis adalah kebalikannya. Sumber daya ekonomi atau faktor
produksi diklaim sebagai milik negara. Sistem ini menekankan pada
kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian.
Imbalan yang diterimakan pada perorangan didasarkan pada kebutuhannya
bukan berdasarkan jasa yang dicurahkan. Kadar campur tangan
pemerintah sangat tinggi. Pemerintahlah yang menentukan dan
merencanakan tiga persoalan pokok ekonomi (what, how, for whom).
Contoh negara yang menganut sistem ekonomi ini adalah Uni Soviet
(sebelum negara ini bubar).
Diantara
kedua ekstrem sistem ekonomi tersebut, terdapat sistem lain yang
merupakan “campuran” antara keduanya. Sistem ekonomi campuran
pada umumnya diterapkan oleh negara-negara berkembang atau
negara-negara Dunia Ketiga. Dalam sistem ni, kadar kapitalismenya
selalu lebih tinggi atau bobot sosialismenya senantiasa lebih besar.
- Persaingan Terkendali
Kompetisi
untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antarindividu maupun antar
badan usaha, pemerintah tidak membatasi pilihan seseorang untuk
memasuki bidang pendidikan/keahlian yang diminatinya. Pemerintah
turut mengatur penyediaan bidang pendidikan/ keahlian, berdasarkan
proyeksi kebutuhan. Jadi, tidak sepenuhnya dilepas kepada pihak
swasta.
Pemerintah
juga mengendalikannya dengan membaca prioritas-prioritas bidang
usaha, termasuk juga prioritas lokasi usaha. Dalam hal penerimaan
imbalan atas prestasi kerja, juga sangat terbuka peluang bagi setiap
pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan melebihi sekedar
kebutuhannya. Justru pemerintah mengatur ketentuan upah minimum bagi
pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
Kesimpulannya
adalah, bahwa iklim persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di
Indonesia bukanlah persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan
yang terencana-terkendali.
.
- Kadar Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur-unsur
kapitalisme dan sosialisme jelas terkandung dalam pengorganisasian
ekonomi Indonesia. Untuk melihat seberapa tebal kadar masing-masing
“isme” ini mewarnai perekonomian, seseorang bisa melihatnya dari
dua pendekatan. Pertama adalah Pendekatan Faktual-Struktural, yakni
menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian.
Kedua adalam Pendekatan Sejarah, yakni menelusuri bagaimana
perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk
mengetahui kadar keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan
pendekatan Faktual-Struktural dapat diukur dengan menggunakanKesamaan
Agregat Keynesian yang berumuskan Y = C + I + G + ( X-M ). Diamana
Y=Pendapatan Nasional, C = konsumsi masyarakat, I = investasi, G =
pengeluaran konsumsi pemerintah, X = ekspor, M = impor. Pengukuran
kadar keterlibatan pemerintah dengan pendekatan ini dapat pula
dilakukan dengan mengamati peranan pemerintah dalam mengatur
sector-sektor produksi (lapangan usaha) dan berbagai kegiatan bisnis,
terutama dalam hal penentuan harga dan tata niaganya.
Dengan
pendekatan Sejarah, betapa bangsa atau masyarakat kita tidak pernah
dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang terlalu berat ke
kapitalisme ataupun sangat bias ke sosilalisme. Perekonomian ini baru
berjalan mantap, dalam arti pekembangannya signifikan, semenjak orde
baru perekonomian (sebagai sebuah sistem) dikelola secara ulurtarik
diantara kapitalisme dan sosialisme.
Sistem
ekonomi campuran dengan persaingan terkendali, agaknya merupakan
sistem ekonomi yang tepat untuk mengelola perekonomian Indonesia.
Reference
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar